Some Text

Assalamualaikum wr.wb :D

Saturday, July 6, 2013

Belajar Tekanan Pori (1)



Tekanan pori merupakan suatu pengetahuan di dunia industry minyak dan gas yang penting dalam ekplorasi dan pengeboran. Prediksi tekanan pori cukup diperhatikan dalam dunia minyak dan gas karena adanya contoh kegagalan sumur eksplorasi akibat adanya sumur eksplorasi yang over pressure pada suatu formasi batuan pada fase ekplorasi, hal ini bisa mengakibatkan kerugian yang besar jika suatu oil and gas company tidak mempertimbangkan tekanan pori yang ada pada formasi tersebut. Contohnya pada kasus Lapindo Brantas di Sidoarjo. Mukerji, et al (2002) menjelaskan bahwa prediksi tekanan pori yang buruk pada abnormal pressure dapat menyebabkan lambatnya penetrasi sumur, pemakaian mata bor yang berlebihan, meningkatkan biaya dan resiko pada aktivitas pengeboran.

Menurut Sayers, 2002, tekanan pori ini dapat mengurangi resiko kecelakaan dan dapat menekan biaya operasional. Prediksi tekanan over pressure secara akurat juga dapat memperbesar kemungkinan pencarian hidrokarbon baik pada tahap ekplorasi, produksi, maupun optimasi produksi. Selain itu, model migrasi fluida juga dikembangkan dari pore pressure dan parameternya dijadikan pertimbangan apakah suatu cadangan hidrokarbon migas tersebut layak diambil atau tidak.

Dalam tahap pengeboran, tekanan pori dapat digunakan untuk menentukan desain casing dan berat lumpur (mud weight) yang digunakan. Desain casing ini ditujukan pada kedalaman berapa casing shoe pertama mulai dipasang agar operasi pemboran akan lebih aman dan lebih ekonomis. Penentuan mud weight ditujukan agar tekanan formasinya balanced. Jika mud weightnya lebih ringan, maka akan terjadi kick, dimana tekanan hidrostatiknya lebih besar dari tekanan mud weight, jika tidak diantisipasi lebih lanjut maka akan terjadi blow out. Blow out dapat membahayakan rig dan well yang ada di sekitarnya. Sedangkan apabila berat lumpur yang digunakan terlalu berat, maka akan merusak formasi batuan. Sehingga penentuan mud weight harus benar benar balanced. Untuk menahan tekanan formasi / tekanan hidrostatik.

Dalam memprediksi tekanan pori, Eaton mengembangkan metode dengan menggunakan prinsip Normal Compaction Trend Line yang memanfaatkan data log, seperti gamma ray, densitas  ( RHOB), neutron (NPHI), log sonic, dan log resistivitas. Metode ini dikembangkan lagi oleh Bowers yang memanfaatkan kecepatan untuk data seismiknya. Digunakannya data well dan data seismic dalam memprediksi tekanan pori dikarenakan data logging dari well hanya dapat memberikan data di titik tersebut dan tidak dapat memberikan gambaran kondisi tekanan secara horizontal. Dengan adanya data seismic, data ini dapat mengambarkan kondisi bawah permukaan secara horizontal, akan tetapi memiliki kekurangan dimana resolusi vertical yang rendah apabila dibandingkan dengan data sumur, sehingga diperlukan kalibrasi antara data seismic dengan data sumur (well log) agar diperoleh hasil yang lebih akurat.

No comments: