Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk berbagi dan sharing tentang dunia geofisika dan geoscience. Saya malah akan bertambah senang apabila terjadi diskusi atau kritik dan saran mengenai tulisan ini, Kembali lagi saya ingin berbagi dengan mengutip beberapa tulisan para pakar dan rekan rekan yang ahli dalam dunia tekanan pori, kemaren sudah dibahas gambaran secara umum mengenai tekanan pori dalam belajar tekanan pori (1). Kali ini saya akan membahas sedikit tentang hal hal yang menyebabkan terjadiya overpressure.
Perlu kita tahu bahwa definisi dari overpressure itu sendiri adalah Tekanan pori abnormal yang tekanannya lebih besar dari tekanan hidrostatik dari formasi air yang menempati ruang pori. Artinya tekanan ini menyimpang dari gradient tekanan normal. Penyimpangan ini lebih besar dari 0.465 psi/ft. Tekanan ini berasosiasi dengan adanya penyekat (sealing) yang akan menganggu keseimbangan tekanan yang terjadi. Penyekat ini terbentuk karena adanya barier permeabilitas sebagai hasil dari proses fisika maupun kimia. Adapun proses fisika berupa patahan dan proses kimia berasal dari kalsium karbonat yang terendapkan. Tekanan overpressure sangat diperhitungkan dalam prediksi tekanan pori untuk menghindari terjadinya blowout.
Mechanical Compaction
Mechanical Compaction terjadi karena adanya pengendapan yang berlangsung terus – menerus yang menghasilkan tekanan abnormal karena terganggunya keseimbangan antara proses kompaksi dan pelepasan fluida sebagai kombinasi dari material yang menumpuk dimana terdapat fluida yang terjebak di dalamnya. Mechanical Compaction terbentuk akibat adanya fluida pada batuan sediment dengan permeabilitas rendah dan porositasnya tinggi, seperti batu lempung, yang terakumulasi dengan laju lebih cepat dibanding dengan kemampuan untuk melepaskan fluida.
Pada gambar 1 menunjukkan respons wireline log terhadap overpressure yang disebabkan oleh factor kompaksi. Dalam wireline log, porositas konstan dihasilkan dari ketidakseimbangan proses kompaksi yang dibuktikan oleh nilai log, densitas, sonic, dan resistivity yang konstan. Hal ini terjadi batuan shale muda dengan proses pengendapan yang sangat cepat dalam suatu cekungan sedimen.
Bouyancy
Efek buoyancy dikenal juga sebagai daya apung. Efek ini terjadi akibat peningkatan tekanan karena adanya 2 jenis zat yang berbeda. Dalam reservoir, fluidanya adalah air, minyak, dan gas. Berat jenis air lebih besar dibanding dengan minyak maupun gas. Ketika air yang berada pada suatu reservoir terdesak oleh kehadiran minyak atau gas, maka akan terjadi peningkatan tekanan pori akibat daya apung dari minyak ataupun gas. Faktor – factor yang menyebabkan naiknya tekanan pori adalah densitas, ketinggian kolom hidrokarbon, dan densitas pori pori
Tectonic
Aktifitas tektonik seperti gaya kompresi maupun pergesaran lempeng ke arah lateral dapat menyebabkan terjadinya overpressure. Aktivitas tektonik yang menghasilkan overpressure disebabkan karena mekanisme lipatan (folding), patahan (faulting), dan uplift. Kompresi sedimen secara lateral menghasilkan pengangkatan sedimen atau rekahan / patahan yang lebih kuat.
Unloading
Unloading dapat menyebabkan overpressure karena meningkatnya tekanan pori pada batuan. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan temperature seiring bertambahnya kedalaman. Tekanan efektif akan semakin berkurang karena pengaruh dari overburden. Overpressure terjadi ketika matriks batuan yang solid menjadi fluida, jika fluida tersebut tidak dapat keluar dari sistem. Pada bertambahnya kedalaman, nilai densitas akan mengecil atau berkurang, hal ini dikarenakan karena volume pori semakin besar, karena mengembang akibat kenaikan suhu.
Perlu kita tahu bahwa definisi dari overpressure itu sendiri adalah Tekanan pori abnormal yang tekanannya lebih besar dari tekanan hidrostatik dari formasi air yang menempati ruang pori. Artinya tekanan ini menyimpang dari gradient tekanan normal. Penyimpangan ini lebih besar dari 0.465 psi/ft. Tekanan ini berasosiasi dengan adanya penyekat (sealing) yang akan menganggu keseimbangan tekanan yang terjadi. Penyekat ini terbentuk karena adanya barier permeabilitas sebagai hasil dari proses fisika maupun kimia. Adapun proses fisika berupa patahan dan proses kimia berasal dari kalsium karbonat yang terendapkan. Tekanan overpressure sangat diperhitungkan dalam prediksi tekanan pori untuk menghindari terjadinya blowout.
Mechanical Compaction
Mechanical Compaction terjadi karena adanya pengendapan yang berlangsung terus – menerus yang menghasilkan tekanan abnormal karena terganggunya keseimbangan antara proses kompaksi dan pelepasan fluida sebagai kombinasi dari material yang menumpuk dimana terdapat fluida yang terjebak di dalamnya. Mechanical Compaction terbentuk akibat adanya fluida pada batuan sediment dengan permeabilitas rendah dan porositasnya tinggi, seperti batu lempung, yang terakumulasi dengan laju lebih cepat dibanding dengan kemampuan untuk melepaskan fluida.
Gambar 1. Respon Wireline overpressure akibat kompaksi (Hermanrud, et al, 1998)
Pada gambar 1 menunjukkan respons wireline log terhadap overpressure yang disebabkan oleh factor kompaksi. Dalam wireline log, porositas konstan dihasilkan dari ketidakseimbangan proses kompaksi yang dibuktikan oleh nilai log, densitas, sonic, dan resistivity yang konstan. Hal ini terjadi batuan shale muda dengan proses pengendapan yang sangat cepat dalam suatu cekungan sedimen.
Bouyancy
Efek buoyancy dikenal juga sebagai daya apung. Efek ini terjadi akibat peningkatan tekanan karena adanya 2 jenis zat yang berbeda. Dalam reservoir, fluidanya adalah air, minyak, dan gas. Berat jenis air lebih besar dibanding dengan minyak maupun gas. Ketika air yang berada pada suatu reservoir terdesak oleh kehadiran minyak atau gas, maka akan terjadi peningkatan tekanan pori akibat daya apung dari minyak ataupun gas. Faktor – factor yang menyebabkan naiknya tekanan pori adalah densitas, ketinggian kolom hidrokarbon, dan densitas pori pori
Tectonic
Aktifitas tektonik seperti gaya kompresi maupun pergesaran lempeng ke arah lateral dapat menyebabkan terjadinya overpressure. Aktivitas tektonik yang menghasilkan overpressure disebabkan karena mekanisme lipatan (folding), patahan (faulting), dan uplift. Kompresi sedimen secara lateral menghasilkan pengangkatan sedimen atau rekahan / patahan yang lebih kuat.
Gambar 2. Overpressure akibat lipatan ( Husain Rabbia 2002 )
Unloading
Unloading dapat menyebabkan overpressure karena meningkatnya tekanan pori pada batuan. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan temperature seiring bertambahnya kedalaman. Tekanan efektif akan semakin berkurang karena pengaruh dari overburden. Overpressure terjadi ketika matriks batuan yang solid menjadi fluida, jika fluida tersebut tidak dapat keluar dari sistem. Pada bertambahnya kedalaman, nilai densitas akan mengecil atau berkurang, hal ini dikarenakan karena volume pori semakin besar, karena mengembang akibat kenaikan suhu.
No comments:
Post a Comment