Dalam dunia industry perminyakan
dan gas bumi, sering dibahas mengenai reservoir, baik itu reservoir minyak atau
gas bumi. Kadang kita berpikir seperti apakah reservoir itu ? apakah bentuknya
seperti kolam, gua dengan kapasitas ruangan yang besar dengan wadah terbuka,
bukan. Melainkan berupa suatu bentukan ( formasi ) batuan padat yang mempunyai
rongga atau pori pori. Rongga kecil di dalam batuan itulah yang menjadi tempat
terakumulasinya minyak dan/ gas. Ilustrasinya seperti ada sebuah gelas yang
diisi penuh oleh pasir. Kemudian dituangkan air ke dalamnya. Air akan tetap
masuk walaupun gelas sudah penuh terisi oleh air, air akan ditampung oleh gelas
tadi karena air tersebut masuk ke dalam rongga antara butiran butiran pasir.
Agar suatu reservoir dapat menampung minyak yang dapat diproduksikan secara
ekonomis nantinya, maka ukuran formasi batuan tersebut harus cukup besar dan
mempunyai rongga yang cukup besar pula. Reservoir itu harus dapat mengalirkan
fluida karena minyak dan atau gas tidak bernilai ekonomis jika tidak dapat
dialirkan ke lubang sumur untuk diangkat ke permukaan.
Sebagian besar minyak dan atau
gas ditemukan pada reservoir yang terbentuk dari batuan sedimen. Batuan sedimen
terbentuk dari endapan organik seperti sisa sisa tumbuhan dan hewan, endapan
endapan organik seperti pasir dan lempung yang diendapkan oleh sungai dan danau
purba, yang kemudian ditimbun oleh berbagai jenis batuan dan mengalami
penekanan serta pemanasan dalam jangka waktu berjuta juta tahun.
Agar dapat menjebak atau
menampung fluida, suatu reservoir harus tertutup pada bagian atas dan
pinggirnya oleh suatu lapisan penutup. Artinya wadahnya tidak terbuka ke atas
tetapi terbuka ke bawah sehingga minyak yang mengalir ke arahnya dapat
terperangkap. Pada saat pembentukannya minyak mengalir dari tekanan yeng besar
ke tekanan yang lebih rendah, yaitu permukaan bumi. Jika ada yang menghentikan
pergerakan minyak tersebut, maka minyak akan terakumulasi di tempat ia
terhalang. Dilihat dari proses ini maka bentukan batuan reservoir berfungsi
sebagai suatu perangkap ( trap ). Perangkap itu sendiri yang kita sebut dengan
reservoir.
Perangkap yang dikenali sampai
saat ini ada dua, yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi. Perangkap
perangkap struktur adalah perangkap yang terbentuk akibat deformasi dari bentuk
reservoir, sedangkan perangkap stratigrafi adalah perangkap yang terbentuk dari
keadaan dimana tidak ada kelanjutan porositas dan permeabilitas.
Jadi reservoir merupakan bagian
dari perangkap bawah permukaan baik structural maupun stratigrafis yang berupa
bentukan ( formasi ) batuan batupasir atau karbonat yang bersifat porus,
sehingga dapat mengandung minyak dan gas bumi. Bisa juga dikatakan formasi
batuan yang terdiri dari rongga yang sangat kecil dan dapat menyimpan fluida. Sebuah
reservoir minyak dan/ gas dapat berada berdampingan dengan aquifer, yang
merupakan bagian dari reservoir atau bentukan lain yang mengandung air. Dalam reservoir,
dalam keadaan kesetimbangan, akan berada secara berlapis dengan yang paling
ringan ( gas ) berada paling atas, minyak, dan yang terberat air berada paling
bawah.
Untuk dapat menyimpan minyak,
suatu reservoir harus mempunyai bentuk
dan konfigurasi tertentu serta mempunyai penyekat sehingga minyak dapat
terperangkap. Suatu reservoir harus mempunyai porositas minimum, yaitu batuan
harus mempunyai ukuran rongga tertentu dan bersifat permeable. Permeable disini
diartikan bahwa rongga rongga tersebut harus saling berhubungan sehingga minyak
dapat mengalir didalam reservoir dan dapat diproduksi melalui sumur sumur
produksi.
Dalam reservoir terdapat batuan
reservoir, batuan tersebut adalah batuan bawah permukaan yang mampu menjadi
tempat terperangkapnya gas, minyak, air, dan fluida reservoir lain. Batuan sandstone
dan carbonate ( misalnya limestone dan
dolomite ) umumnya batuan yang paling besar pori porinya merupakan batuan
yang umum sebagai batuan reservoir.
No comments:
Post a Comment