Tak ada yang
disembunyikan, tak tahu mengapa saya ingin menulis semua uneg uneg yang ada di
hati, seperti dulu kala, biar semua keluar dan tak kembali menjadi beban
pikiran yang memenuhi otak kanan dan kiri. Jari jariku mulai menari di atas
laptop, seperti getaran elektron yang tiba tiba mengalir dalam syaraf untuk
menuangkan beban beban pikiran ke dalam tulisan. Suara demi suara pun terdengar
lirih ditemani senyum diriku di ujung sana.
Hai, apa kabar dirimu
? akupun seolah terdiam menyapa diriku sendiri, diriku yang diam, kosong, dan
bergerak menulis tanpa sadar apa yang sudah diperintah oleh otak. Akupun hanya
tertunduk menjadi saksi bisu melihat tanganku bergerak dengan cepatnya mengetik
kalimat demi kalimat yang harus dikeluarkan agar tak memenuhi kepala. Ya bagaimana
kabarku hari ini, kabar imanku, kabar tanggung jawabku, dan kabar jasmani dan
rohaniku. Baikkah dirimu ?
Ditemani hujan rintik
rintik, akupun mulai “curhat” ke media elektronik, sebuah media blog yang tersimpan
utuh sampai aku tua kelak, bahwa imanku terguncang akhir akhir ini, diriku
merasa tidak seperti biasanya, kurang ikhlas dalam menerima sesuatu, kurang
semangat dalam beraktivitas, kurang tenang dalam setiap pengambilan keputusan.
Akupun terdiam
sejenak, mengevaluasi dan mengingat setiap kejadian yang aku lakukan. Satu demi
satu masalah pun terurai, tercerna, dan ada hikmah di setiap roda waktu yang
aku tempuh. Aku butuh waktu untuk menyelesaikan masalahku, butuh hari dimana
aku sangat produktif mengerjakan segala sesuatu, hari dimana aku tersenyum
mengingat kejadian kejadian memalukan yang aku lakukan. Evaluasi evaluasi
evaluasi bos, tiba tiba kalimat itu muncul dalam hatiku. Yap aku harus
evaluasi, setiap ada masalah yang melanda diriku, aku pasti merasa ada yang
aneh dalam diriku. Ketika aku rusak
memang sepantasnyalah aku kembali ke Sang Pencipta yang menciptakan diriku ini
apa adanya. Tapi kalo aku ga pernah menemui Sang Pencipta berarti aku
membiarkan diriku ini rusak secara perlahan.
Aku pun mengangguk
pelan, diriku perlu perubahan, akupun kembali menemukan semangat setelah nonton
Film 5 cm, sebuah karya tentang persahabatan, cinta, dan tekad dan percaya akan
mimpi mimpi yang akan kita wujudkan bersama. Aku harus berubah ke arah yang
lebih baik, harus segera melangkah untuk lompatan yang lebih hebat yang
dinamakan perubahan diri, seperti dikutip dalam film 5 cm, Dan setelah itu yang
kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang
akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari
biasanya, leher yang lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali
lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekeja lebih keras dari biasanya,
serta mulut yang selalu berdoa. Aku pasti bisa, aku pasti bisa berbuat lebih
untuk perubahan diriku sendiri dan orang lain, bisa lebih bermanfaat bagi orang
lain, mengurangi hal yang sia sia, dan lebih sayang dan bertanggung jawab pada
diriku sendiri, perubahan itu pasti ada. Tuhan tahu tapi menunggu. Bismillah,
aamiin.
No comments:
Post a Comment