Menulis di media massa seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan lain lain bukanlah hal yang sulit. Bagi
sebagian orang yang suka menulis, menulis di media massa sudah menjadi
pekerjaan sehari hari. Hal ini dikarenakan bagi mereka yang suka menulis sudah
menjadi kebiasaan dalam hidupnya. Sulit atau mudahnya menulis dalam media massa
sebenarnya tergantung dari persepsi kita masing – masing.
Bagi mereka yang hobi menulis dan sangat
bergantung pada pekerjaan ini bisa diibaratkan seperti ibu rumah tangga yang
setiap hari memasak untuk keluarganya. Sedangkan bagi mereka yang tidak pernah
menulis sama sekali, menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan ke media massa akan menjadi sulit, bahkan bisa
jadi tidak menghasilkan apa apa, alias berhenti di tengah jalan atau stagnan. Pikiran
negatif yang ada di dalam diri kita ikut mempengaruhi mood untuk menulis di media massa. Akan ada berbagai macam alasan
untuk menunda pekerjaan tersebut. Apalagi jika sudah terserang rasa malas, ide
cemerlang yang berada di otak pun hanya menjadi angin lalu dan hilang dalam
sekejap.
Ada 3
hal yang perlu dianalisis dalam penjabaran
utama menulis di media massa, yang pertama
berupa wawasan penulis yang luas, kemudian bagaimana isi dan muatan tulisan tersebut,
sehingga bisa dikatakan layak untuk diterbitkan di media massa, dan yang
terakhir adalah kontinuitas dalam penulisan. Jika ketiga point tersebut dilakukan
maka menulis di media massa hanya membutuhkan waktu 15 menit.
Wawasan
Penulis yang Luas
Wawasan yang luas perlu dibangun oleh seorang
penulis, tidak mungkin seorang penulis membuat tulisan tanpa menggunakan
referensi apapun. Jika wawasan penulis dangkal, isi tulisan pun minim dilirik
oleh editor untuk diposting di media massa. Apalagi jika tulisan tersebut hanya
copy paste dari tulisan orang lain,
yang ada tulisan kita tidak pernah dimuat oleh editor malah bisa terkena kasus
plagiat. Maunya untung malah jadi buntung.
Syarat minimal seorang penulis harus rajin
membaca dan up to date mengikuti
perkembangan berita saat ini. Misalnya berita yang ditulis hari ini bercerita
tentang hubungan Syahrini yang putus dengan Anang Hermansyah, bagi para gossipers berita seperti ini ada 2
kemungkinan yang akan terjadi, yang pertama pembaca akan heboh dan bertanya
tanya kenapa ada berita seperti ini, yang kedua berita ini adalah berita basi
atau ketinggalan jaman, hal ini dikarenakan Anang Hermansyah sudah menikah
dengan Arshanty beberapa bulan yang lalu.
Tulisan yang update bagi media massa adalah harga mati. Tulisan yang dikirim di media massa juga harus spesifik. Jika jarang membaca, ide yang tertuang dalam
gagasan akan mudah terlihat oleh editor bahwa idenya sok tahu, tidak disertai dengan data yang jelas dan
argumentnya asal asalan. Misalnya, untuk media massa seperti majalah TRUBUS,
penulis perlu mengetahui dunia tumbuh tumbuhan lebih jauh, atau ketika akan
menulis opini tentang kenaikan harga BBM, perlu ada analisis dan referensi
kenapa harga BBM harus naik.
Isi atau
Muatan Tulisan
Isi dan muatan tulisan di media massa harus
dibuat semenarik mungkin dan up to date,
disesuaikan dengan sasaran komunitas pembaca yang membaca jenis media massa, mengandung pesan yang kuat, relevan dan
mengundang keingintahuan pembaca. Menarik dalam konteks ini terletak pada judul
yang membuat pembaca “tersihir” untuk membaca tulisan anda. Sasaran komunitas
dalam konteks ini kita sesuaikan tulisan yang “laku” di komunitas tertentu.
Misalnya kita ingin menulis tentang teknologi smartphone Android, tulisan
tersebut akan laku masuk dalam kategori Majalah PULSA, Info Komputer, CHIP, dan
lainnya. Tidak mungkin kita mengirim tulisan tersebut ke majalah NOVA atau
TRUBUS, hasilnya akan sia sia, karena tidak sesuai konten dan cirri khas dari
media massa tersebut.
Isi dari tulisan juga berlandaskan dengan isu
isu tema yang relevan saat ini, ada pesan yang kuat yang ingin disampaikan
penulis disertai data yang lengkap dan argument yang jelas untuk mendukung
tulisan tersebut. Ikuti seminar dan jalin networking antar sesame penulis, cari
tahu dan pelajari bagaimana isi dan tulisan mereka dapat dimuat di media massa.
Kontinuitas
Menulis butuh jam terbang, jangan harap dengan
satu kali menulis, tulisan akan dimuat di media massa. Menulis itu butuh niat
dan kemauan yang keras. Jangan pernah menyerah ketika tulisan yang dikirimkan selalu
ditolak oleh redaktur. Logikanya, apabila kita selalu mengirimkan artikel ke
media tersebut, maka redaktur pun akan hapal dengan nama penulis, dan suatu
saat artikelnya akan diloloskan dan dicetak dalam media massa. Nama penulis
akan akrab di mata redaktur, bahkan penulis tersebut akan dijadikan andalan
untuk mengisi rubrik tertentu, Intinya adalah perlu ada jiwa pantang menyerah
dan konsisten dalam menulis. Teori penulisan akan bertambah seiring dengan jam
terbang yang kita miliki. Oleh karena itu, seiring dengan berjalannya waktu dan
kebiasaan menulis, jangan takut untuk menulis, menulis di media massa hanya
membutuhkan waktu 15 menit kok.
No comments:
Post a Comment