Bandung, itb.ac.id – Siapa yang tidak
tahu Kota Bandung, kota kembang dengan para bidadari bidadari cantik ini
menarik banyak para wisatawan dari luar kota untuk berkunjung ke kota yang
mempunyai oleh oleh tradisional peyem ini.
Kota Bandung adalah ibukota dari provinsi Jawa Barat. Kota Bandung biasa
disebut juga sebagai kota wisata, kota kuliner, dan kota pelajar, hal ini dikarenakan
banyak sekali pelajar tamatan SMA dari luar kota Bandung yang “terpaksa pindah”
untuk meneruskan studinya di kota ini.
Berbicara tentang mahasiswa pendatang, tentunya
banyak sisi posistif dan negatifnya bagi suatu kota yang ditinggali menjadi
penduduk perkotaan, berbicara tentang definisi urban life di kota Bandung ini
mempunyai intrepretasi masing masing yang berbeda, seperti yang dikatakan oleh
Puspita, editor The Teenage Spirit Station, 105.9 EBS FM
Surabaya seperti dikutip dalam tulisan beliau mengenai definisi Urban life,” Urban life adalah kehidupan urban yang menjadi
budaya. Urban sendiri bisa diartikan sebagai penduduk perkotaan. Tau urbanisasi
kan, yup! Dikota ini banyak sekali pendatang, sehingga kebudayaan dari para
pendatang ini bercampur membentuk budaya campuran atau bahkan budaya baru.”
Bisa kita lihat dengan mata terbuka, kota
Bandung yang gemerlap di malam hari bak kunang kunang malam yang memancarkan
cahaya membuat para pendatang mendekat ke arah sumber cahaya, kehidupan kota
yang nyaman karena udaranya yang sejuk dan terhibur dengan maraknya hiburan
malam di kota Bandung yang beraneka ragam. Para pendatang pun dimanjakan oleh
lengkapnya fashion kota kembang yang dilayani dengan ramahnya penjaja wisata
kuliner yang beraneka macam kreatifitas dan keunikan di setiap masakannya.
Banyak mall – mall yang berdiri megah dengan keeksotisan masing masing tempat, sebut
saja mall – mall besar seperti BIP ( Bandung Indah Plaza ), Ciwalks, PVJ (
Paris Van Java ), BSM ( Bandung Super Mall ), Trans Studio Bandung, dan lain
lain.
Di mata mahasiswa ITB yang notabene mayoritas
adalah mahasiswa perantauan, sangat tertarik akan gemerlapnya kota Bandung, kehidupan
perkotaan yang beroperasi 24 jam nonstop menggambarkan kehidupan kota yang
tidak pernah beristirahat . Dari 4 responden yang diwawancarai secara random,
ternyata urban life sangat menarik perhatian mahasiswa.
Menurut Yuwana Setiabudi (23), Oceanografi 2008,
yang berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah, mengatakan bahwa, “Urban life di kota Bandung ini perlu
dikontrol, supaya tidak terjadi over
population society. Terutama Bandung ini dilihat dari segi transportasi perkotaan
juga belum baik secara fasilitas umum maupun pelayanannya, masih banyak saya
rasakan banyak angkot yang sering ngetem,
terutama pada sistem transportasi itu sendiri yang tidak dikelola dengan baik
oleh pemerintah setempat. Terlalu kumuh dan macet menurut saya. Dari segi fashion style remaja Bandung sebaiknya
memperhatikan tempat dan kondisi dalam berpakaian. Ya sewajarnya sajalah,
jangan menggunakan hot pants pada malam hari.
Sebenarnya jika dilihat dari segi untung dan
rugi, fashion remaja kota Bandung ini membawa keuntungan juga yaitu menciptakan
pasar, banyak produk fashion yang baru, contohnya jaket, sepatu, dan baju.
Selain itu terjadi proses pertukaran uang yang tinggi, negatifnya ya itu tadi
pakaian yang tidak tahu tempat dan kondisinya dapat menimbulkan tindak
kriminalitas, sebaiknya ya tetap memperhatikan adat istiadat yang berlaku dan
norma norma yang ada.
Sedangkan menurut M. Fathkurozzi (21), Teknik
Sipil 2009, asal kota Malang, menanggapi masalah Urban Life Bandung ini dengan serius, “ Bandung ini mulai padat,
kota yang didesain hanya untuk 500.000 jiwa, sekarang mencapai 2,5 juta jiwa.
Ini artinya daerah perkotaan mengalami ledakan penduduk. Hal ini dikarenakan
kota Bandung kurang mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan yang lebih
visioner. Pembangunan mall – mall dimana mana, menyebabkan penduduknya lebih
sering ke mall daripada pasar tradisional, sehingga ekonomi pasar tradisional
menjadi lumpuh. Kemacetan pun dimana mana, karena banyak mobil pribadi
bertebaran, dari segi teknis kemacetan itu dapat diatasi dengan transportasi massal
yang layak digunakan. Menurutnya kota Bandung sebagai daerah perkotaan harusnya
mampu menjawab permasalahan permasalahan yang terjadi, padahal disini ada
sekolah terbaik bangsa, tapi disini dunia per-sipil-an merasa tidak
diimplementasikan oleh pihak pemerintah, akibatnya ya kehidupan masyarakat
perkotaan menjadi tidak teratur, banyak terjadi kesenjangan social, ada
perbedaan antara si kaya dan si miskin terlihat begitu mencolok.”
Menurut Ilham Togi (23), Teknik Geofisika 2008,
yang berasal dari Aceh, menanggapinya dengan bijaksana, “ Ya maklumlah hidup di
kota, menurut saya masih wajar sih apabila kehidupan mereka cenderung glamour.
Yang saya heran itu remaja Bandung anaknya alay – alay mungkin karena budaya
perkotaan yang masuk sehingga mereka ikut ikutan aja. Orangnya ramah ramah kok,
cuma gatau kenapa kalo sama orang Jakarta sensitif, mungkin karena masalah
supporter bola, Viking sama The Jack mania yang terus berantem. Kalo masalah
kriminalitas untuk daerah perkotaan masih wajar sih, kehidupan tekhnologinya
juga maju atau melek tekhnologilah intinya, tapi mungkin seperti tekhnologi di
bidang komunikasi saja, seperti internet dan gadget. Sebagai kota hiburan ya banyak yang mengumbar aurat dan
maksiat, mungkin karena butuh hiburan setelah seharian bekerja, karena
kehidupan di kota itu 24 jam. Banyak pendatang yang menatap karena di Bandung
sebagai tempat tinggal menurut saya nyaman sih jadi ya wajar untuk urban life orang perkotaan. Terutama
tempat untuk nongkrong – nongkrong.
Menurut Husein (21), Matematika 2010, asal
Gombong, Jawa Tengah, “Intinya di Bandung itu kan arus perputaran uang banyak
terjadi disini, artinya banyak yang bekerja juga dan semua kebutuhan yang kita
butuhkan ada disini, uniknya itu di Bandung tidak hanya mall – mall besar
tetapi juga ada factory – factory outlet yang bertebaran dimana mana, pusat
oleh oleh juga ada dan aksesnya lumayan dekat. Kalo masalah pergaulannya ya
pergaulan kota ya emang seperti itu, walaupun Bandung ini kota fashion sebaiknya digunakan pada saat dan
waktu yang tepat saja. Daerah wisatanya bagus dan kotanya sejuk cocok untuk
tempat peristirahatan.
Setiap orang mempunyai persepsi masing masing
tentang urban life di Kota Bandung,
ada yang bilang padat atau macet, ada yang bilang kota fashion, kota mall, kota
wisata kuliner, sampai tempat nongkrong yang intinya kembali ke pribadi kita
masing masing melihat Kota Bandung dari sisi manapun. Bagaimana pendapatmu tentang urban life di Kota Bandung ? Makanya
datang ke Kota Bandung. (apw)
3 comments:
bagus gan tulisannya, mantap... coba dibuat buku :D
hehehe siap mas bro, silahkan baca baca yang lain :)
Blog yang bagus... semoga terus berkembang blognya... Saya ingin berbagi artikel tentang Sungai Li , Guilin di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/perjalanan-sepanjang-sungai-li.htm
Lihat juga vlog di youtube https://youtu.be/Dk3oSC17xdo
Post a Comment