Mahasiswa yang sudah memperoleh kesadaran tentang eksistensi, potensi, dan posisinya, dan dengan segala semangat kepemudaannya pastilah akan selalu gelisah menghadapi realitas yang tidak sesuai dengan cita-citanya. Kegelisahan tersebut haruslah diwujudkan dalam sebuah bentuk perjuangan untuk perbaikan.( KM ITB )
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)
Zig Ziglar dalam bukunya Something Else to Smile About(2001) bahwa ketika keteladanan sudah dapat dijalankan dengan baik, maka sebenarnya kita tidak perlu terlalu pusing lagi untuk memeriksa apakah aturan sudah dijalankan atau tidak, karena pelaksanaan aturan yang konsisten dimulai dari proses keteladanan yang dilaksanakan oleh pemimpin lininya. Keteladanan sudah menyatu dalam proses pengawasan.
"Janganlah lupa bahwa apa yang tidak anda hargai, tidak akan dihargai, bahwa apa yang tidak anda ingat tidak akan diingat, bahwa apa yang tidak anda ubah tidak akan berubah, bahwa apa yang tidak anda kerjakan tidak akan dikerjakan. Anda bisa kalau mau, membentuk masyarakat yang pemimpinnya, entah bisnis atau politik, tidak terlalu terobsesi dengan uang dan jabatan. Pertanyaan sesunguhnya, bukanlah soal apa yang harus diperbuat, melainkan sekadar kemauan untuk melakukannya"-Alexander M.Sauders Jr-
Sesungguhnya tiap diri kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin wajib bertanggungjawab tentang apa yang telah kita lakukan di dunia pada hari akhir nanti.
Banyak orang diantara kita atau malah mungkin kita sendiri yang tidak menyadari bahwa kita sedang menzalimi diri dan penciptanya; Allah SWT Tuhan semesta alam. Kita terus meminta kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup, tanpa disertai keyakinan bahwa Allah akan memberikan apa yang diminta. Pernahkah kita berpikir ?
keterbukaan hati dalam menerima cahaya nurani inilah yang harus selalu kita jaga. Mulailah kita usahakan untuk selalu dapat mengenal hikmah di balik setiap kejadian. Jangan hanya melihat setiap kejadian dengan mata lahir saja, tapi gunakan mata hati kita. Namun, mata hati tidak akan berfungsi dengan baik, kalau selalu dikotori dengan kemaksiatan dan dosa.
Karena kita tak pernah tahu, kapan datangnya kesuksesan. Mungkin kelihatan jauh, walaupun sudah begitu dekat. Keberanian untuk terus mencoba merupakan faktor kunci yang membedakan antara seorang yang gagal dengan orang yang berhasil meraih impiannya.
1 comment:
wiiiw
yg ikutan DAT
Post a Comment