Wah dari judulnya kayaknya udah ngeri ya?? Ga tahu kenapa hari ini lagi pengen nulis aja, ketika hati ini lelah untuk berpikir, pikiran ini jenuh akan materi yang tidak bisa dijangkau dengan otak kanan dan kiri, impuls momentum akan lompatan – lompatan sel otak yang mulai kendor karena termakan usia. Benar benar meresonansi.
Hari ini mulai berganti pagi ketika saya mulai menulis semua memori memori yang ada di dalam otak, kenangan itu berhembus di dalam desahan nafas yang mulai memburu karena stamina yang sudah tua. Hari ini saya lelah ingin rasanya saya mengeluh atas amanah – amanah yang dirasa berat akhir akhir ini, pelajaran yang semakin sulit, dan kegiatan yang semakin padat yang termakan oleh waktu. Pengen ya rasanya terpikir pengen libur sebentar aja, aku pengen tidur seharian di kamar,hedon, bergelut di kamar seharian menyalakan facebook dan YM untuk update status dan menghabiskan waktu untuk chatting berbagi pengalaman bersama kawan lama atau mencari lawan unuk diajak maen PES membuang kejenuhan saling mengejek ketika satu sama lain ada yang kebobolan. Hati ini rasanya kosong, pernah ga yang kita lakukan kadang – kadang tidak produktif, melakukan sesuatu tanpa tujuan, berbuat tanpa berpikir, bergerak tanpa melangkah maju, kita dewasa tapi tidak tahu apa yang kita lakukan, pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa inilah kita, masa pencarian jati diri dengan akal – akal bulus di jaman kolot masa – masa SMA. Pernahkah kita terpikir, siapakah kita ? kadang waktu yang semakin sempit melalaikan kita akan banyaknya kegiatan dan terfokusnya kita akan pembelajaran – pembelajaran di dalam kelas yang sengaja menuntut kita untuk menyelesaikan urusan akademik tepat waktu dengan nilai yang baik agar bisa dapat kerja. Hidup itu memang keras, kehidupanlah yang memberi kita pengalaman terbaik untuk terus bertahan atau jadi bulan – bulanan waktu sampai menunggu ajal telah tiba. Kadang kita malas, suatu penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya, penyakit yang sangat enak tapi menimbulkan derita yang lebih parah dibandingkan dengan penyakit penyakit lainnya. Kemalasan itu menjamur, menimbulkan stress yang berkepanjangan, merasa rendah di barisan para mujahid yang siap sedia berperang untuk jihad di jalan Allah.
Hanya kesadaran diri boy yang bisa menyadarkan kita untuk melakukan hal yang lebih daripada yang lain, hanya kesadaran diri yang menentukan mau dibawa kemana arah tujuan dan mimpi kita selama ini? Teringat akan film sang pemimpi, bukan mimpi dan cita - cita yang besar yang kita punya, tapi seberapa besar usaha kita untuk mimpi itu. Ketika hati ini mulai menyapa, saya benar – benar merasa hati ini basah, luluh, cair bak tamparan air terjun, hati ini tenang, menyadari semua mimpi ini pernah terngiang di dalam hati, hati ini mulai menyapa nikmat islam dan sejuknya iman yang tertanam di sanubari, belajar quantum ikhlas menjadi pribadi from zero to hero, banyak pengalaman yang aku dapatkan hingga mencapai umur yang terukir di wajah kita brother, bukankah kalian juga begitu? Kalian pasti punya pengalaman dan kenangan – kenangan yang indah sahabat, ingat kembali dan biarkan hati itu menyapa kalian, pelangi hati akan kombinasi warna warni kehidupan yang dijadikan panggung sandiwara, ketika hati ini lelah untuk meyakinkan sesuatu, sapalah bersihkan hati kita dengan bacaan yang menambah ilmu, Al –Quran sebagai penyejuk hati, dan shalat sebagai proses curhatan kita atas masalah – masalah yang menjadi kegaulan kepada sang pencipta, ketika kepala ini sujud, otak yang selalu kita andalkan dan banggakan untuk berpikir dan beradu argumen ini berada di tingkat paling bawah, apa yang bisa kita sombongkan? ketika kita bersujud dan menangis meminta ampun atas dosa dosa yang penah kita lakukan, pernahkah hati kita mulai menyapa? Sebuah perenungan panjang saudaraku, kenapa kita bisa menjadi seperti ini, ketika diri kita mulai bercermin, nikmat mana yang kau dustakan? Seperti daun berserakan saudaraku, daun itu tanpa kita suruh, kita melihat dan mengawasi atau tidak, peduli atau acuh untuk menggugurkan daunnya dia berserakan dimana – mana, kadang kita jengkel di setiap bangun akan mimipi – mimpi yang indah, membuat kotor, dan malas untuk membersihkannya ( pengalaman pribadi), tapi pernahkah kita berpikir? Bahwa rejeki yang Allah turunkan kepada hambanya seperti daun berserakan, Allah turunkan setiap harinya rejeki untuk kita, tapi kita malas untuk memungutnya, kadang kita mengabaikan akan daun – daun berserakan, rejeki kita itu tanpa batas saudaraku, kenapa kita selalu protes karena kurangnya rejeki, andai kita tahu, andai kita bersyukur atas segala nikmat saudaraku, dan Allah berbicara dar hati ke hati kepada hambanya yang selalu memohon dan dan menyapameminta, ketika hati ini mulai menyapa saudaraku, ketika hati ini mulai menyapa...
No comments:
Post a Comment